Kamis, 22 Oktober 2009

JUDUL KITA APA?

Mungkin kita hanya sekedar makin sering terlambat
Mungkin juga sekadar sering lupa. Atau cuma sedikit
bertambah lalai. Atau mungkin cuma sekadar semakin enteng
untuk tidak terlibat. Bisa juga semacam ketenangan
dalam kealpaan..
Dan tentu kita tidak menyebutnya sebagai F U T U R …

Bisa jadi, kita cuma sedikit malas. Dimana dengannya,
dalih kita menjadi agak banyak dan bervariasi. Atau kita
hanya semacam sedikit pilih-pilih tugas. Ada agak banyak tugas
yang kita rasa sudah tidak pantas (lagi) kita kerjakan.
Dan kita juga tidak menyebutnya sebagai F U T U R …

Mungkin kita hanya sedikit terganggu. Kita hanya sedikit agak
Terganggu dalam tilawah, atau dalam puasa atau mungkin
Lainnya. Sebenarnya tidak berat, cuma sekadar agak sulit
menikmatinya.
Dan kita memang sulit mendefinisikannya sebagai F U T U R …

Kita mungkin cuma semacam bosan. Atau sekadar ingin
Melongokkan kepala ke luar sana. Atau kita cuma kaget kecil-kecilan
Atau sedikit silau. Atau bahkan, sedikit lebih ringan
daripada itu.
Dan sulit bagi kita menyebutnya F U T U R …

Atau kita cuma sedikit tersadarkan. Pada realitas keluarga kita.
Anak dan istri kita. Rumah dan kendaraan kita. Sedikit tersadar
Akan realitas karir kita. Atau sedikit menghitung-hitung realitas
sosial kita.
Dan tentu saja itu bukan F U T U R …

Bisa juga kita cuma sekadar melihat tikungan sejarah.
Ada yang berbeda di depan sana. Dan kita semacam
Sedang sedikit membuat apresiasi. Atau (paling tidak)
Semacam antisipasi. Tidak lebih dari itu.
(mungkin) itu juga bukan F U T U R …


(By Eko Novianto dalam Buku "...Refleksi Seorang Mutarabbi")

MENGGAPAI MIMPI

Menggapai impian,
Semua manusia memang ingin semua impiannya menjadi kenyataan..
Tidak terkecuali manusia-manusia yang mendedikasikan hidupnya untuk dakwah..
Walaupun tujuan hidupnya sudah jelas,
Tapi, tetap saja Ia mempunyai impian, dan harapan..
Impian akan hidup bahagia,
Impian akan pernikahan yang berkah,
Impian akan keluarga yang sakinah,
Impian akan HUSNUL KHOOTIMAH...

Tapi Saudaraku,
Apakah engkau lupa bahwa darimana impian itu tervisualisasi..
Dari niat yang suci? Ataukah hanya syahwat di hati?
Mari, pertanyakan sekali lagi, KEDALAM DIRI..

Saudaraku,
Jika setiap nafas itu adalah dzikir,
Jika setiap detak jantung adalah mengingat maut,
Jika setiap ucapan adalah dakwah, dan
Jika setiap langkah adalah jihad di jalan-Nya,
Maka,
Sesungguhnya, itulah mimpi kita yang SEBENARNYA..
Ataukah kita hanya menjadikannya angan kosong di siang bolong?..
Ataukah kita hanya menghisap jempol dan berpangku tangan, menunggu ketetapan dari-Nya?..

Tidak Saudaraku,
Ketetapan itu akan tetap datang.. cepat ataupun lambat,
Lalu, kenapa engkau gundah saudaraku?..
itulah buah dari kelalaian,
Lalu, kenapa engkau takut saudaraku?..
itulah buah dari menggantungkan harapan selain pada-Nya.

Mari,
Siapkan diri, dan ruhani..
Menempuh setiap detik takdir yang telah digariskan..
Melangkah pasti di Jalan Penuh Harapan..
Menyadari akan hakikat kehidupan..
Menyaksikan diri, bahwa janji-Nya adalah kebenaran..
Memuaskan diri, bahwa kehendak-Nya adalah kebaikan..

Demi Jiwa yang tertatih dalam keputus-asaan..
Buanglah semua keraguan dan kegalauan..
Sungguh, Dia sedang berbicara padamu..
Bicara tentang: KOMITMEN & KEIKHLASAN

© Abu Fauzan (5 Maret 2008) ---www.keajaibanhati.blogspot.com

Jumat, 02 Oktober 2009

JANGAN GULUNG SAJADAHMU

Di antara mesagges yg berjubel di inbox saya..iseng2 saya buka dgn acak yg berkaitan dgn Ramadhan...alhamdulillah Allah meringankan mata saya utk membaca 2 artikel ini dr grup yg berbeda...yg sentilannya bagai palu godam menghantam kepala ini (lebay..hehehe..emang pernah kena??)...semoga bermanfaat renungan ini!!!

“Jangan buru-buru kau gulung sajadahmu,
meski Ramadhan kan berlalu
karena ibadah tak kenal waktu”

Banyak cara menyentil hati. Seperti kata-kata diatas. Adalah sebuah petikan kalimat dari seorang desain grafis dari Jogjakarta bernama Budi Yuwono. Gambaran lengkapnya, dalam sebuah karya desain grafisnya, digambarkan sebuah sajadah yang digulung, lalu dituliskan petikan kata-kata itu. Sederhana, tapi sanggup membuat kita bercermin lagi tentang ibadah yang selama ini kita jalankan.

Seperti kenyataan yang ada, setiap bulan ramadhan masjid-masjid begitu ramai. Orang tua, remaja, anak-anak begitu riuh. Tah hanya saat menjelang buka puasa tiba. Orang-orang juga begitu bersemangat dalam menjalankan ibadah sholat taraweh bersama, mendengarkan kultum dengan semangat. Bahkan, di pagi haripun mereka berbondong-bondong menunaikan shalat subuh bersama di masjid. Pandangan yang, subhanallah.

Wajah demikian memang jarang, bahkan tak kita temukan di bulan selain ramadhan. Saat subuh tiba misalnya, masjid-masjid begitu sepi. Kalaupun ada yang sholat berjamaah bersama, tentu tak seramai di bulan ramadhan seperti sekarang ini. Namun, pemandangan selanjutnya, semakin mendekati lebaran, masjid masjid kembali seperti semula, menjadi sepi seperti biasanya.

Jangan Gulung Sajadahmu...

Apa yang engkau rasakan ketika membaca tiga kata itu? Saya kira, bagi mereka, khususnya seorang muslim yang taat, akan merasa tak enak hati, merasa begitu tersindir hatinya ketika menyadari bahwa kenyataannya, ibadah dan laku kebaikan yang dilakukan kian menyurut.

Memang tiga kata itu, “Jangan Gulung Sajadahmu” semacam kiasan. Agar, kita tak lekas menyudahi amal kebaikan dan kebajikan kita seperti yang kita kerjakan selama bulan ramadhan. Begitu juga, amalan-amalan yang kita kerjakan dengan sepenuh khusuk. Contoh kecil saja, mungkin di hari biasa kita malas untuk sholah berjamaah, di bulan ramadhan kita mendadak rajin sholat berjamaah. Akankah kebiasaan ini akan lekas kita tinggalkan?

Pesan kecil dari semua ini, jangan lekas kita sudahi kebiasaan baik ini. Biarkan sholat berjamaah menjadi kebiasaan bagi selama 11 bulan berikutnya. Begitu juga misalnya kebiasaan untuk berusaha sabar dan menahan amarah. Lihat saja, di bulan ramadhan, pengendara mobil maupun motor di ibukota lumayan sabar dan berhasil menahan amarah. Ketika mobil atau motornya diserempet orang, biasanya mereka akan maklum adanya. Oh, alangkah indahnya ketika hal demikian juga berlaku pada hari selain ramadhan.

Kini, lebaran sudah diujung mata. Tradisi khas orang Indonesia, mereka yang berada di perantauaan berbondong-bondong pulang ke kampung masing-masing. Saling bersilaturahmi, saling melepas rindu, saling berbagi cerita. Bersyukur mereka yang bisa menikmatinya, sebab banyak orang yang terpaksa menahan rindu, berteman kesepian. Tidak bisa pulang ke kampung karena berbagai hal. Uang yang tak cukup, pekerjaan yang masih menumpuk, tak kebagian tiket dsb.

Yang pasti, setelah kita disentil dengan sebaris kata karya seorang desainer grafis itu, membuat kita seharusnya malu diri. Sungguh, dia sebenarnya telah menjadi juru penyampai kebaikan, walau dengan satu “ayat” tapi sanggup membuat kita berkaca, membuat kita bercermin.

Bulan ramadhan sesungguhnya bulan penggemblengan. Hasilnya, tentu akan terlihat pada sebelas bulan berikutnya. Apakah kita akan lebih rajin beribadah? Apakah kita akan lebih giat lagi berderma? Apakah kita akan lebih peduli pada kaum yang kekurangan? Apakah kita akan lebih rajin lagi menabur kebaikan?


“Jangan Gulung Sajadahmu”...
(from:Grup Sukses Ramadhan???Siapa takuuut???

AHLAN WA SAHLAN ALUMNI RAMADHAN!!
Telah lahir pahlawan-pahlawan baru!
Lahirnya lebih menggemparkan dari bayi-bayi paus raksasa,
atau mobil-mobil high tech keluaran terbaru.

Setelah sebulan mereka menyepikan diri,
“bertapa” merengkuh kekuatan dari Penciptanya.
Maka kini mereka siap untuk turun ke bumi lagi.
Meneruskan pekerjaan yang sempat tertunda.
Merampungkan apa yang tengah dirintis dan segera diselesaikan.
Meneruskan perjuangan membawa obor kemenangan,
menuju garis finish kefutuhan.

Pahlawan itu turun dari langit kesucian,
membawa nurani yang berlimpah untuk hidup bersama dunia.
Pahlawan-pahlawan itu membawa kekuatan dan kewibawaan
untuk melanjutkan peperangan melawan kebathilan.

Lebih hebat dari Naruto yang mengeluarkan kekuatan nine tailsnya.
Lebih dahsyat dari Goku yang menjadi super saiyan 3.
Lebih nyata dari Avataar Aang yang mengusai 4 elemen bumi.

Kini jundi – jundi itu telah semakin kuat!
Tidak bisa diremehkan seperti dulu mereka diremehkan.
Tidak bisa lagi ditertawakan, seperti dulu mereka ditertawakan.
Ada idealisme yang menyala di mata mereka.
Ada panji yang senantiasa dijunjung dimanapun mereka berada.
Ada cahaya yang bersinar dari akhlak-akhlak mulia mereka.
Ada keteduhan dan kejernihan yang terpancar dari wajah mereka.
Ada amal dan jihad yang mengalir dari tangan-tangan mereka.
Ada harapan bergantung di atas pundak mereka.
Ada Al-Qur'an di dalam jiwa mereka.

Mereka memang bukan super hero.
Tetapi, mereka yang akan memperlihatkan pada kita
bahwa manusia yang paripurna itu memanglah ada.
Dan, setelah 30 hari inkubasi ramadhan menggodok segala sisi kekuatan sang pahlawan,
kini tibalah saatnya mereka menunjukkan taring-taringnya.

Ahlan wa Sahlan wahai Alumni Ramadhan!!!!

(FROM:GRUP AKTIVIS DA'WAH FACEBOOK)

JANGAN TANGISI APA YANG BUKAN MILIKMU

(Sebagai sambungan tulisan yg lalu, satu tulisan di bawah ini, mgkn bisa jg dijadikan obat utk terapi 'fraktura hepatica' alias patah hati alias kasih tak sampai...terinspirasi rekomendasi salah satu teman online utk membaca salah satu artikel di-link nya...ternyata TOP bgt rangkaian kata2nya..semoga bermanfaat utk qt semua, agar bisa berjalan tegak walau ujian datang menyapa...Selain itu, smua tulisan ini tak kan ada guna, jika ruhiyah qt dalam level rendah...yang penting JGN PERNAH PERGI DARI SAMPING ALLAH!!!)

Dalam perjalanan hidup ini seringkali kita merasa kecewa. Kecewa sekali. Sesuatu yang luput dari genggaman, keinginan yang tidak tercapai, kenyataan yang tidak sesuai harapan. Akhirnya angan ini lelah berandai-andai ria. Pffhh…!!! sungguh semua itu tlah hadirkan nelangsa yang begitu menggelora dalam jiwa. Dan sungguh sangat beruntung andai dalam saat-saat terguncangnya jiwa masih ada setitik cahaya dalam kalbu untuk merenungi kebenaran. Masih ada kekuatan untuk melangkahkan kaki menuju majlis-majlis ilmu, majelis-majelis dzikir yang akan mengantarkan pada ketentraman jiwa.
Hidup ini ibarat belantara. Tempat kita mengejar berbagai keinginan. Dan memang manusia diciptakan mempunyai kehendak, mempunyai keinginan. Tetapi tidak setiap yang kita inginkan bisa terbukti, tidak setiap yang kita mau bisa tercapai. Dan tidak mudah menyadari bahwa apa yang bukan menjadi hak kita tak perlu kita tangisi. Banyak orang yang tidak sadar bahwa hidup ini tidak punya satu hukum: harus sukses, harus bahagia atau harus-harus yang lain.
Betapa banyak orang yang sukses tetapi lupa bahwa sejatinya itu semua pemberian Allah hingga membuatnya sombong dan bertindak sewenang-wenang. Begitu juga kegagalan sering tidak dihadapi dengan benar. Padahal dimensi tauhid dari kegagalan adalah tidak tercapainya apa yang memang bukan hak kita. Padahal hakekat kegagalan adalah tidak terengkuhnya apa yang memang bukan hak kita.

Apa yang memeng menjadi jatah kita di dunia, entah itu Rizki, jabatan, kedudukan pasti akan Allah sampaikan. Tetapi apa yang memang bukan milik kita, ia tidak akan kita bisa miliki, meski ia nyaris menghampiri kita, meski kita mati-matian mengusahakannya.
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab(Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakanya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu)supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikaNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri”. (QS Al-Hadid ;22-23)

Demikian juga bagi yang sedang galau terhadap jodoh. Kadang kita tak sadar mendikte Allah tentang jodoh kita, bukanya meminta yang terbaik dalam istikharah kita tetapi benar-benar mendikte Allah: Pokoknya harus dia Ya Allah! harus dia, karena aku sangat mencintainya. Seakan kita jadi yang menentukan segalanya, kita meminta dengan paksa. Dan akhirnya kalaupun Allah memberikanya maka tak selalu itu yang terbaik. Bisa jadi Allah tak mengulurkanya tidak dengan kelembutan, tapi melemparkanya dengan marah karena niat kita yang terkotori. Maka wahai jiwa yang sedang gundah, dengarkan ini dari Allah:
“… Boleh jadi kalian membenci sesuatu,padahal ia amat baik bagi kalian. Dan boleh jadi kalian mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kalian. Allah Maha mengetahui kalian tidak mengetahui”.
(QS. Al-Baqarah 216)

Maka setelah ini wahai jiwa, jangan kau hanyut dalam nestapa jiwa berkepanjangan terhadap apa-apa yang luput darimu. Setelah ini harus benar-benar dipikirkan bahwa apa-apa yang kita rasa perlu didunia ini harus benar-benar perlu bila ada relevansinya dengan harapan kita akan bahagia di akhirat. Karena seorang mukmin tidak hidup untuk dunia tetapi menjadikan dunia untuk mencari hidup yang sesungguhnya: hidup di akhirat kelak!
Maka sudahlah, jangan kau tangisi apa yang bukan milikmu!


“… Boleh jadi kalian membenci sesuatu,padahal ia amat baik bagi kalian. Dan boleh jadi kalian mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kalian. Allah Maha mengetahui kalian tidak mengetahui”.
(QS. Al-Baqarah 216)

By:Maranto Basmallah

SAYAP TAK PERNAH PATAH

(Artikel ini saya cuplik dari Buku SERIAL CINTA oleh Anis Matta, yg merupakan kumpulan artikel yg diterbitkan di Majalah Tarbawi...terinspirasi bbrp teman yg memberi pujian utk artikel ini...semoga bisa bermanfaat utk teman2 yg sedang diuji dgn 'cinta' ataupun sdg menjadi 'konsultan cinta' atau utk kita smua yg ingin merekonstruksi persepsi ttg 'cinta'. Tapi selera tiap orang berbeda, ada yg termehek2 ktk membaca ini, ada juga tipe yang apatis..'mellow banget sih??'..smua terserah Anda...silahkan menikmati..jika Anda tertarik silahkan hunting bukunya)

Mari kita bicara tentang orang-orang patah hati. Atau kasihnya tak sampai. Atau cintanya tertolak. Seperti sayap-sayap Gibran yang patah. Atau kisah Zainuddin dan Hayati yang kandas ketika kapal Vanderwicjk tenggelam. Atau cinta Qais dan Laila yang membuat mereka ‘majnun’, lalu mati. Atau, jangan-jangan ini juga cerita tentang cintamu sendiri, yang kandas dihempas takdir, atau layu tak berbalas.

Itu cerita cinta yang digali dari mata air mata. Dunia tidak merah jambu disana. Hanya ada Qais yang telah majnun dan merata di tengah gurun kenestapaan sembari memanggil burung-burung.
O, burung, adakah yang mau meminjamkan sayap,
Aku ingin terbang menjemput kekasih hati
Mari kita ikut berbelasungkawa untuk mereka. Mereka orang-orang baik yang perlu dikasihani. Atau jika mereka adalah kamu sendiri, maka terimalah ucapan belasungkawa, dan belajarlah mengasihani dirimu sendiri.

Di alam jiwa, sayap cinta itu sesungguhnya tak pernah patah. Kasih selalu sampai disana. “Apabila ada cinta di hati yang satu, pastilah ada cinta di hati yang lain,” kata Rumi, “sebab tangan yang satu tak kan bisa bertepuk tanpa tangan yang lain.”Mungkin Rumi bercerita tentang apa yang seharusnya. Sementara kita menyaksikan fakta lain.
Kalau cinta berawal dan berakhir pada Allah, maka cinta pada yang lain hanya upaya menunjukkan cinta padaNya, pengejawantahan ibadah hati yang paling hakiki: selamanya memberi yang bisa kita berikan, selamanya membahagiakan orang-orang yang kita cintai. Dalam makna posisi kita sangat kuat: kita tak perlu kecewa atau terhina dengan penolakan, atau lemah dan melankolik saat kasih kandas karena takdirNya, Sebab disini kita justru sedang melakukan sebuah ‘pekerjaan jiwa’ yang besar dan agung : MENCINTAI.

Ketika kasih tak sampai, atau uluran tangan cinta tertolak, yang sesungguhnya terjadi hanyalah ‘kesempatan memberi’ yang lewat. Hanya itu. Setiap saat kita memiliki cinta, memiliki ‘sesuatu’yang dapat kita berikan, maka persoalan penolakan atau ketidaksampaian jadi tidak relevan. Ini hanya murni masalah waktu. Para pecinta sejati selamanya hanya bertanya : “Apakah yang akan kuberikan?’ Tentang kepada “siapa” sesuatu itu diberikan, itu menjadi sekunder.
Jadi kita hanya patah atau hancur karena kita lemah. Kita lemah karena posisi jiwa kita salah. Seperti ini : kita mencintai seseorang, lalu kita menggantungkan harapan kebahagiaan hidup dengan hidup bersamanya! Maka ketika dia menolak untuk hidup bersama, itu lantas menjadi sumber kesengsaraan. Kita menderita bukan karena kita mencintai. Tapi karena kita menggantungkan sumber kebahagiaan kita pada kenyataan bahwa orang lain mencintai kita?

LIMA HURUF YANG RUMIT

“…aq tau perasaan ini salah,aq pgn melupakannya..tp sulit sekali mbak!”
“aq akan menunggunya,siapa tau dia jodohku..”
“…aq patah hati…!!!”

Mungkin di antara teman2 pernah dicurhati hal2 senada itu, dan mungkin pernah berpikir ‘org lg jatuh cinta emang aneh, smua logika tdk bs dicerna’…ato mgkn tmn2 yg sdh berpengalaman terjerat virus itu, pasti akan tertawa geli ketika mengingat masa2 suram itu…
Setelah sekian lama tdk pernah dpt curhatan semacam itu…agak bingung juga ktk akhir2 ini ada bbrp yg mampir. Dulu saja ketika akrab dgn hal2 berbau VMJ (saat gaul dgn anak2 SMA+kuliah),hrs berpkir keras mrangkai2 kata2 utk ‘mnyadarkan’ korban2 VMJ, apalagi ketika jurus2 itu jrg digunakan jd kewalahan jg berdebat dgn sang korban.
Jurus akhir yg biasa sy gunakan kl dah mentok : “kalo jodoh ga lari kemana teman!”..bahkan kl kesabaran mulai menipis kdg2 keluar juga ungkapan ini :
“…saya tahu mbak, ini salah!!tp sulit sekali melupakannya…saya br bs melupakannya kl memang dia sdh menjadi milik wanita lain..”
“trus knp km nggak nglupain skrg??ga ada ruginya kan??bahkan mgkn km malah dpt rejeki nomplok jk suatu saat ternyata dia memang jodohmu…km ga kehilangan tenaga&pikiran bwt mikirin dia yg blm tentu mikirin kamu. Kl hitungan pedagang sangat rugi kan…sekian lama km menunggu ketidakpastian apakah dia jodohmu, sudah menguras air mata, pikiran, mgkn jg amalan yaumiyah kacau balau..eh,tnyata dia bersanding dgn yg laen.Mending lupain aja, nikmati hidup, jadikan diri bermanfaat bwt orang laen, kl jodoh ga kemana!!!!ga usah repot2 ikutan jd sutradara..(andai dia jodohku..bgm kl bkn..andai begini..andai begitu..capek sdniri kan??)..Serahkan padaNYA,..Dia Tahu Yang Terbaik ”..(dgn nada smakin meninggi…hehehe)

Akhirnya penasaran juga mencari2 referensi utk membantu teman2 yg sdg diuji ini…smg bermanfaat utk yg laen juga. Saya teringat ungkapan seorang sahabat, setelah membaca ‘SERIAL CINTA’ kumpulan artikel Anis Matta (terlepas dr subyektifitas bahwa dia penggemar Anis Matta)…”akhirnya aq menemukan logika yg tepat utk org2 yg patah hati..coba baca deh bab ‘SAYAP TAK PERNAH PATAH’!!!..”. Hmm..mgkn ini yg saya cari utk membuat resep jitu bwt saudara2 saya yg sedang diuji Allah..boleh dicoba nih…[tunggu ya di note sljtnya].

Pencarian berlanjut…tampaknya teman2 di dunia maya boleh juga nih dijadikan testimony,siapa tahu berpengalaman…ada yg merekomendasikan artikel di link FB-nya…langsung meluncur menuju TKP. Judulnya “JANGAN TANGISI APA YANG BUKAN MILIKMU”…boleh juga..[sabar ya..di note sljtnya]

Ada satu lagi teman yg yg pernah makan asam garam ‘broken haert’ sampai ‘kasinen’, “Dari situ muncul kebijaksanaan yang besar lho kalo pandai menyikapi, karena wajib hukumnya ngerasain ini biar hiduo lbh hidup (wkkk..kekkk..mosok percobaan sih?)… itu seninya hidup, belajar merasakan bahwa semuanya itu ternyata total bukan milik kita, merasakan kehilangan sesuatu yang kita anggap milik kita tapi ternyata bukan..kan..Iman pada Allah nah disini diujinya…Rasululloh pun ujian kehilangan cintanya luar biasa, bahkan dari kecil..!!.disitulah hikmah sebuah hidup yang besar..”

Bersyukurlah org2 yg pernah patah sayapnya hingga ‘libur’ terbang…menjadi manusia aneh di pojok kamar yg meratapi ujianNya dgn datangnya “cinta” itu…yg pernah terperosok ke lubang dalam itu… TETAPI bs tegak kembali menjejak bumi!!!SELAMAT!!!

Satu RESEP CINTA dari Novel KCB..mgkn bs sebagai renungan juga:
Ibnu Athaillah berkata :
...tidak ada yang bisa mengusir syahwat dan kecintaan pada kesenangan duniawi selain rasa takut kepada Allah yang menggetarkan hati, atau rasa rindu kepada Allah yang membuat hati merasa merana!
“Coba resapi baik-baik kata-kata ulama besar dari Iskandaria ini. Kecintaan pada Tiara itu syahwat. Hampir semua orang yang jatuh cinta itu merasakan apa yang kau rasakan. Dan perasaan seperti itu tidak akan bisa kau keluarkan, kauusir dari hatimu kecuali jika kau memiliki dua hal :
Pertama,
Rasa cinta kepada Allah yang luar biasa yang menggetarkan hatimu. Sehingga ketika yang ada di hatimu hanya Allah, yang lain dengan sendirinya menjadi kecil dan terusir.
Kedua,
Rasa rindu kepada Allah yang dahsyat sampai hatimu merasa merana. Jika kau merasa merana karena rindu kepada Allah, kau tidak mungkin merasa merana karena rindu pada yang lain. Jika kau sudah sibuk memikirkan Allah, kau tidak akan sibuk memikirkan yang lain.”
“Karena hatimu miskin cinta dan rindu kepada Allah, jadinya kau dijajah oleh cinta dan rindu pada yang lain. Saat ini yang menjajah hatimu adalah rasa cinta dan rindumu pada Tiara. Itulah yang membuatmu tersiksa....”
....
“Benar. Mencintai makhluk itu sangat berpeluang menemui kehilangan. Kebersamaan dengan makhluk juga berpeluang mengalami perpisahan. Hanya cinta kepada Allah yang tidak. Jika kau mencintai seseorang ada dua kemungkinan diterima atau ditolak. Jika ditolak pasti sakit rasanya. Namun jika kau mencintai Allah pasti diterima. Jika kau mencintai Allah, engkau tidak akan pernah merasa kehilangan. Tak akan ada yang merebut Allah yang kau cintai itu dari hatimu. Tak akan ada yang merampas Allah. Jika kau bermesraan dengan Allah, hidup bersama Allah, kau tidak akan pernah berpisah denganNya. Allah akan setia menyertaimu. Allah tidak akan berpisah darimu. Kecuali kamu sendiriyang berpisah dariNya. Cinta yang paling membahagiakan dan menyembuhkan adalah cinta kepada Allah ‘Azza wa Jalla.”

SEKALI LAGI!!!SELAMAT utk teman2 yg pernah diuji dgn datangnya ‘CINTA’ yg tak terbalas ataupun “KUNCUP YG MEKAR SBLM WAKTUNYA”…pasti kalian tlah mngambil HIKMAH maha dahsyat dr ujian itu yg menjadikan kalian mjd MANUSIA SUPER…
Tetapi bwt temen2 yg blm mampu melewati ujian ini…YAKINLAH…Allah Maha Penyayang…Dia sedang mendidik hambaNya utk mjd MANUSIA KUAT dgn episode ini…Tidakkah engkau ingin keluar mjd pemenang dlm ujian ini???? Keluarlah dari sudut kamarmu…lihatlah warna warni dunia…disana banyak yg membutuhkan uluran tanganmu.